Rabu, 23 Mei 2012

dedikasi

seandainya saya bisa melihat apalagi bisa mengendarai vespa yang pernah dikendarai oleh presiden kita terdahulu dan beliau adalah panutan saya 
saya ingin mengethui dimana vespa tersebut dan ingin di poto di atasnya
gambar ini di dedikasika untuk panutan saya Ir. soekarna
saya hormat pada anda dan saya dedikasikan poto ini untuk vespa yang pernah anda kendarai 

Minggu, 27 November 2011

Jenis Vespa Tahun No Rangka


Jenis Vespa Tahun No Rangka

VESPA 50/N 1963 - 1971 V5A1T 1001 - 283299
VESPA 50/5 1963 - 1990 V5A1T 1101 - 144061
VESPA 50/L 1966 - 1967 V5A1T 500001 - 530932
VESPA 50/L 1967 - 1970 V5A1T 540001 - 637063
VESPA 50/R 1969 - 1983 V5A1T 700001 - 938761
VESPA 50 SPECIAL 1969 - 1972 V5A2T 1001 - 96013
VESPA 50 ELESTART 1969 - 1972 V5A3T 1001 - 5708
VESPA 50 SPECIAL 1972 - 1975 V5B1T 1001 - 95671
VESPA 50 ELESTART 1972 - 1975 V5B2T 1001 - 3667
VESPA 50 SPECIAL 1975 - 1983 V5B3T 1101 - 565056
VESPA 50 ELESTART 1975 - 1976 V5B4T 1101 - 1533
VESPA 50/S 1963 - 1984 V5SA1T 1101 - 130121+
VESPA 50 SUPER SPRINT 1965 - 1971 V5SS1T 1001 - 3525
VESPA 50 SPRINTER 1971 - 1979 V5SS2T 4001 - 10579
VESPA PK50 1982 - 1988 V5X1T 1101 - 17512
VESPA PK50S 1982 - 1986 V5X2T 1101 - 221578
VESPA PK50S ELESTART 1983 - 1986 V5X2T 3000001 - 3009325
VESPA PK50SS 1983 - 1987 V5S1T 1101 - 7172
VESPA PK50SS ELESTART 1983 - 1986 V5S1T 3000001 - 3001208
VESPA AUTOMATIC PK50S 1984 VA51T 1101 - 1352
VESPA PK50XL PLURIMATIC 1986 - 1989 VA52T 1101 - 4989
VESPA PK50XL 1985 - 1990 V5X5T 1101 - 193519
VESPA PK50XL ELESTART 1985 - 1990 V5X3T 3000001 - 3010706
VESPA PK50XL PLURIMATIC 1986 - 1990 V???T 3000001 - 3014507
VESPA PK50XLS 1986 - 1990 V5S2T 001101 - 016464
VESPA PK50XLS PLURIMATIC 1987 - 1987 VA51T 1101 - 1670
VESPA PK50XL RUSH 1988 - 1990 V5X4T 1101 - 62170
VESPA PK50XL RUSH ELESTART 1988 - 1988 V5X4T 3000001 - 3002036
VESPA 50N 1989 - 1990 V5X5T 1101 - 44579
VESPA 50N PLURIMATIC 1989 - 1990 V5P1T 1101 - 6025
VESPA SCATTO 1990 - 1990 TVP1T 1101 - 7948
VESPA SFERA 1990 - ? NSL1T 1101 - 2318
VESPA 50 1990 - 1990 VSN1T 1101 - 57991
VESPA 50 AUTOMATIC 1990 - 1990 V5P2T 1101 9064
VESPA P80 - P80E 1980 - 1983 V8A1T 1001 - 9923
VESPA P80X - P80XE 1981 - 1983 V8X1T 1101 - 45710
VESPA PK80S 1982 - 1986 V8X5T 1101 - 6214
VESPA PK80S ELESTART 1983 - 1984 V8X5T 3000001-300
VESPA AUTOMATIC PK-80S 1984 VA81T 1101 – 2331
VESPA 90 1963 - 1984 V9A1T 1001 - 300026
VESPA 90 SUPER SPRINT 1965 - 1971 V9SS1T 1001 - 6309
VESPA 90 RACER 1971 - 1974 V9SS2T 7001 - 10516
VESPA V98 1946 - 1947 V98 01 - 18079
VESPA 100 1978 - 1983 V9B1T 1101 - 28904
VESPA 100 1983 - 1990 V9B1T 50001 - 107758
VESPA PK100S 1982 - 1990 V9X1T 1101 - 69175
VESPA PK100S ELESTART 1983 - 1986 V9X1T 3000001 - 3000158
VESPA PK100XL 1986 - 1990 V9X2T 1101 - 2197
VESPA 125 1948 - 1950 V1-15T 0001 - 104096
VESPA 125 1950 - 1952 V33T 104097 - 251820
VESPA 125 1952 - 1953 VM1T 1001 - 85870
VESPA 125 1953 - 1954 VM2T 85871 - 176014
VESPA 125 1953 VU1T 1001 - 7001
VESPA 125 1954 - 1955 VN1T 1001 - 50100
VESPA 125 1956 - 1957 VN2T 50101 - 125600
VESPA 125 1957 - 1958 VNA1T 1001 - 68031
VESPA 125 1958 - 1959 VNA2T 68032 - 116431
VESPA 125 / 125 SUPER 1959 - 1961 VNB1T 1001 - 89850
VESPA 125 / 125 SUPER 1961 VNB2T 1001 - 38699
VESPA 125 / 125 SUPER 1961 - 1962 VNB3T 34700 - 90395
VESPA 125 / 125 SUPER 1962 - 1963 VNB4T 90396 - 136485
VESPA 125 / 125 SUPER 1963 - 1964 VNB5T 1001 - 43240
VESPA 125 / 125 SUPER 1964 - 1966 VNB6T 1001 - 37028
VESPA 125 SUPER 1965 - 1969 VNC1T 1001 - 25146
VESPA 125 PRIMAVERA 1965 - 1967 VMA1T 1001 - 18100
VESPA 125 PRIMAVERA 1967 - 1983 VMA2T 20001 - 240329
VESPA PRIMAVERA ET3 1976 - 1990 VMB1T 1101 - 148923
VESPA 125 GT/SPRINT 1966 - 1973 VNL2T 30001 - 81582
VESPA 125 GTR 1968 - 1978 VNL2T 100001 - 151788
VESPA 125 TS 1975 - 1978 VNL3T 1101 - 29804

VESPA P125X 1977 - 1982 VNX1T 1101 - 198248
VESPA PX125E 1981 - 1984 VNX2T 1101 - 135966
VESPA T-5 125 1985 - 1990 VNX5T 1101 - 37161
VESPA T-5 ELESTART 125 1985 - 1990 VNX5T 3000001 - 3005013
VESPA PX125E 1983 - 1993 VNX2T 135402 - 284846
VESPA PX100E 1983 - 1985 V1X1T 1101 - 44104

VESPA PK125 1982 - 1985 VMX1T 1101 - 8378
VESPA PK125S 1982 - 1986 VMX5T 1101 - 62606
VESPA PK125S ELESTART 1983 - 1986 VMX5T 3000001 - 3006295
VESPA AUTOMATIC PK125S 1983 - 1986 VAM1T 1101 - 3366
VESPA PK125ETS 1984 - 1985 VMS1T 1101 - 12811
VESPA PK125XL 1986 - 1990 VMX6T 1001 - 54751
VESPA PK125XL PLURIMATIC 1987 - 1990 VVM1T 1101 - 20103
VESPA 125 AUTOMATIC 1990 - 1990 VVM2T 1101 - 1556
VESPA PK125XL ELESTART 1986 - 1990 VMX6T 3000001 - 3006631

VESPA COSA 125 1987 - 1990 VNR1T 1101 - 4844
VESPA COSA 125 ELESTART 1987 - 1990 VNR1T 3000001 - 3017315

VESPA 125 1990 - 1990 VMX7T 1101 - 3046
VESPA 125 1990 - 1991 VMX7T 1000001 - 1002463
VESPA 150 1954 - 1955 VL1T 1001 - 17000
VESPA 150 1955 - 1956 VL2T 17001 - 93101
VESPA 150 1956 - 1957 VL3T 93102 - 132737
VESPA 150 1957 - 1958 VB1T 1001 - 99700
VESPA 150 1958 - 1960 VBA1T 1001 - 125040
VESPA 150 / 150 SUPER 1960 - 1962 VBB1T 1001 - 146000
VESPA 150 / 150 SUPER 1962 - 1967 VBB2T 146001 - 280148
VESPA 150 / 150 SUPER 1965 - 1979 VBC1T 1001 - 554808

VESPA 150 GL 1957 - 1958 VGL1T 1001 - 16610
VESPA 150 GL 1959 - 1961 VGLA1T 1001 - 35267
VESPA 150 GL 1961 - 1962 VGLB1T 35268 - 48294
VESPA 150 GL 1962 - 1965 VLA1T 1001 - 80855

VESPA 150 SPRINT 1965 - 1974 VLB1T 1001 - 1205477
VESPA 150 SPRINT VELOCE 1969 - 1979 VLB1T 150001 - 368119

VESPA 150 GS 1955 VS1T 1001 - 13300
VESPA 150 GS 1956 VS2T 13301 - 23310
VESPA 150 GS 1957 VS3T 23311 - 35310
VESPA 150 GS 1958 VS4T 35311 - 47350
VESPA 150 GS 1958 - 1961 VS5T 47351 - 127350

VESPA P150S 1978 - 1990 VBX1T 1101 - 299155
VESPA P150X 1978 - 1981 VLX1T 1101 - 346402
VESPA PX150E 1981 - 1985 VLX1T 346403 - 552410
VESPA COSA 150 1987 - 1990 VLR1T 1101 - 4308
VESPA COSA 150 ELESTART 1987 - 1990 VLR1T 3000001 - 3009413
VESPA 160 GS 1962 - 1964 VSB1T 1001 - 61000

VESPA 180 RALLY 1968 VSD1T 001001 - 005328
VESPA 180 RALLY 1969 VSD1T 005329 - 0011537
VESPA 180 RALLY 1970 VSD1T 0011538 - 0017810
VESPA 180 RALLY 1971 VSD1T 0017811 - 0023348

VESPA 180 SS 1964 VSC1T 1001 - 003120
VESPA 180 SS 1965 VSC1T 003121 - 0019720
VESPA 180 SS 1966 VSC1T 0019721 - 0025673
VESPA 180 SS 1967 VSC1T 0025674 - 0032632
VESPA 180 SS 1968 VSC1T 0032633 - 0036700

VESPA 200 RALLY 1972 - 1979 VSE1T 1001 - 42275

VESPA P200X 1977 VSX1T 100 - 1700
VESPA P200E 1977 - 1982 VSX1T 1101 - 160000
VESPA PX200E 1982 - 1986 VSX1T 160001 - 195545
VESPA COSA 200 1988 - 1990 VSR1T 1101

Jumat, 11 November 2011

pangeran antasari


PANGERAN ANTASARI
Pangeran Antasari Museum Lambung Mangkurat.JPGPangeran Antasari (lahir di Kayu Tangi, Kesultanan Banjar, 1797atau 1809 – meninggal di Bayan Begok, Hindia-Belanda, 11 Oktober 1862 pada umur 53 tahun) adalah seorang Pahlawan Nasional Indonesia.
Ia adalah Sultan Banjar. Pada 14 Maret 1862, beliau dinobatkan sebagai pimpinan pemerintahan tertinggi di Kesultanan Banjar (Sultan Banjar) dengan menyandang gelar Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin dihadapan para kepala suku Dayak dan adipati (gubernur) penguasa wilayah Dusuntas, Kapuas dan Kahayan yaitu
Tumenggung Surapati/Tumenggung Yang Pati Jaya Raja.

SILSILAH
Semasa muda nama beliau adalah Gusti Inu Kartapati. Ibu Pangeran Antasari adalahGusti Hadijah binti Sultan Sulaiman. Ayah Pangeran Antasari adalah Pangeran Masohut (Mas'ud) bin Pangeran Amir. Pangeran Amir adalah anak Sultan Muhammad Aliuddin Aminullah yang gagal naik tahta pada tahun 1785. Ia diusir oleh walinya sendiri, Pangeran Nata, yang dengan dukungan Belanda memaklumkan dirinya sebagai Sultan Tahmidullah II Pangeran Antasari memiliki 3 putera dan 8 puteri.  Pangeran Antasari mempunyai adik perempuan yang bernama Ratu Antasari alias Ratu Sultan Abdul Rahmanyang menikah dengan Sultan Muda Abdurrahman bin Sultan Adam tetapi meninggal lebih dulu sebelum memberi keturunan.



PEWARIS KERAJAAN BANJAR
Pangeran Antasari tidak hanya dianggap sebagai pemimpin Suku Banjar, beliau juga merupakan pemimpin Suku Ngaju, Maanyan, Siang, Sihong, Kutai, Pasir, Murung, Bakumpai dan beberapa suku lainya yang berdiam di kawasan dan pedalaman atau sepanjang Sungai Barito.
Setelah Sultan Hidayatullah ditipu belanda dengan terlebih dahulu menyandera Ratu Siti (Ibunda Pangeran Hidayatullah) dan kemudian diasingkan ke Cianjur, maka perjuangan rakyat Banjar dilanjutkan pula oleh Pangeran Antasari.[15] Sebagai salah satu pemimpin rakyat yang penuh dedikasi maupun sebagai sepupu dari pewaris kesultanan Banjar. Untuk mengokohkan kedudukannya sebagai pemimpin perjuangan umat Islam tertinggi di Banjar bagian utara (Muara Teweh dan sekitarnya), maka pada tanggal 14 Maret 1862, bertepatan dengan 13 Ramadhan 1278 Hijriah, dimulai dengan seruan:
Hidup untuk Allah dan Mati untuk Allah!
Seluruh rakyat, pejuang-pejuang, para alim ulama dan bangsawan-bangsawan Banjar; dengan suara bulat mengangkat Pangeran Antasari menjadi "Panembahan Amiruddin Khalifatul Mukminin", yaitu pemimpin pemerintahan, panglima perang dan pemuka agama tertinggi.[3]
Tidak ada alasan lagi bagi Pangeran Antasari untuk berhenti berjuang, ia harus menerima kedudukan yang dipercayakan oleh Pangeran Hidayatullah kepadanya dan bertekad melaksanakan tugasnya dengan rasa tanggung jawab sepenuhnya kepada Allah dan rakyat.

Ketokohan P. Antasari
P. Antasari sebagai tutus Kerajaan Banjar (Helius Sjamsuddin, 2002: 1) telah diangkat dan dikukuhkan oleh rakyat sebagai sebagai Kepala Agama Tertinggi dan diberi gelarPanambahan Amir Oedin Chalifatoel Mu’minin pada tanggal 13 Ramadhan 1278 H/14 Maret 1862, oleh sekalian tokoh pejuang Kalimantan (Kiai Dipati Djaja Radja, Raden Mas Warga Nata Widjaja, Temenggung Mangku Sari, Kepala di seluruh Teweh, Kapuas dan Kahajan, sekalian para haji, alim ulama dan pembesar Banjarmasin serta Martapura), sebagaimana ditulis Amir Hasan Bondan, dalam bukunya Suluh Sedjarah Kalimantan (1953: 59).
P. Antasari berhasil menjadi seorang tokoh yang selalu hidup, dikenang, dan dijunjung oleh masyarakatnya, ia menempatkan diri sebagai seorang pemimpin pejuang yang mendapatkan gelar tertinggi. Mengapa ia diberi kedudukan terhormat oleh masyarakatnya? Sehingga sampai sekarang kepribadian, perjuangan, semangat, dan petuahnya tetap diingat dan dikenang orang. Setidaknya ada tiga alasan mendasar mengapa P. Antasari dicintai dan diterima secara luas oleh rakyatnya.

walaupun ia seorang bangsawan dan memiliki hak terhadap tahta kerajaan Banjar namun dalam kehidupannya sehari-hari ia dikenal seperti layaknya masyarakat biasa. Ia dikenal sebagai seorang yang jujur dan sederhana, rendah hati, tidak ambisi, dan dekat dengan kehidupan masyarakat, sehingga ia disenangi dan disukai oleh masyarakat. Perasaan dan penderitaan rakyat yang dialami dan dilihatnya sendiri, komitmen yang kuat terhadap kehidupan rakyat dan dorongan untuk menyelamatkan negara dari campurtangan dan kekuasaan Belanda yang semakin menjadi-jadi pada akhirnya mendorong P. Antasari untuk mengangkat senjata, melakukan perlawanan dan berjuang untuk membela dan mengembalikan hak hidup rakyat yang aman, damai, dan sejahtera di negeri kelahiran mereka. Itulah sebabnya asumsi yang menyatakan bahwa Perang Banjar sebagai perang feodal untuk membela kaum bangsawan tidak bisa dibenarkan. Sebab Perang Banjar sesungguhnya adalah perang yang dikobarkan untuk membela agama dari kehancuran karena pengaruh budaya Barat yang merusak, perang membela rakyat dari belenggu penjajahan, dan perang untuk membela keutuhan bernegara dan berbangsa.

sebagai seorang Muslim yang taat dan dekat dengan golongan ulama, tuan-tuan guru, kepribadian dan jiwa P. Antasari banyak mendapatkan pengaruh dan tempaan dari nilai-nilai dasar agama yang diyakininya. Sehingga bermuara dari ketaatan dalam menjalankan ajaran agama inilah lahir semangat dan kekuataan yang luar biasa untuk berperang dan berjuang di bawah landasan agama, sehingga haram manyarah hukumnya menyerahkan segala perwalian, sistem pemerintahan, dan kedaulatan hidup kepada pemerintah Belanda yang tidak seakidah, walaupun harta, darah, dan nyawa taruhannya, waja sampai kaputing. Niscaya tidak akan berhenti tangan memegang senjata, kaki berlari, lisan memberi komando, teriakan Allahu Akbar menggema, kecuali waja sampai ka puting atau nyawa kembali kepada-Nya. Landasan moral agama begitu membaja dalam jiwa, sehingga tujuan tertinggi dari suatu perjuangan yang hendak diraihnya adalah ridha-Nya.


Karena itu wajar jika Karel Steenbrink (1989) menyatakan bahwa moral agama memiliki peran yang penting untuk mendorong semangat perlawanan masyarakat Banjar terhadap Belanda, sebagaimana yang terlihat pada: (1) gelar yang diberikan kepada P. Antasari, yakni Panembahan Amiruddin Khalifatul Mu’minin yang bercorak keagamaan dan mengandung arti sebagai pembela agama; (2) pemberontakan pertama terhadap Sultan Tamjidillah II yang terjadi daerah Amuntai di pusatkan di masjid Batang Balangan; (3) perjuangan Datu Aling di daerah Muning Rantau (Maret 1859) menggunakan pendekatan keagamaan untuk menarik dan memotivasi semangat juang rakyat, dan menjadikan masjid pula sebagai sentral perjuangan mereka; (4) perjuangan oleh rakyat daerah Amuntai dan sekitarnya bulan Oktober 1861 dipimpin oleh Penghulu Abdul Rasyid[3] juga dimotivasi oleh semangat keagamaan, bahkan dikenal sebagai peristiwa Baratib Beamal.[4] Ataupula pecahnya peristiwa Amuk Hantarukung tahun 1899 di Kandangan yang dipelopori dua bersaudara Bukhari dan Santar murid Gusti Mat Seman yang rajin mengamalkan zikir dan wirid, serta meneriakan pekik Allahu Akbar dalam perjuangan mereka; (5) tampilnya kalangan ulama di garda depan perjuangan seperti Penghulu Abdul Rasyid, Buhasin, Abdul Gani, Penghulu (Banua Lima), Haji Buyasin (Pelaihari), Gusti Mat Seman (Barito), dan lain-lain yang memberikan semangat, komando, dan nilai-nilai perjuangan Islam.

 P. Antasari memiliki nilai simbolis yang diperlukan oleh masyarakat, ia dipuja karena sifat-sifat unggulnya, sehingga pada akhirnya tidak ia tidak hanya menjadi idola masyarakat, akan tetapi juga sebagai model atau sosok teladan bagi masyarakat dalam membangun dan memperjuangkan kehidupan mereka. Ia telah diangkat oleh masyarakatnya menjadi pemimpin agama mereka (Panembahan Amiruddin KhalifatulMu’minin). Karena itu wajar jika perguruan tinggi agama Islam pertama dan tertua di bumi Kalimantan, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Antasari mengabadikan namanya








PERLAWANAN TERHADAP BELANDA
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/4/43/1._ZM_Stoomschip_Celebes_in_gevecht_met_een_Kota_Mara_6_aug_1859_Poeloe_Kananat_opgenomen.jpg/300px-1._ZM_Stoomschip_Celebes_in_gevecht_met_een_Kota_Mara_6_aug_1859_Poeloe_Kananat_opgenomen.jpg
Perlawanan rakyat Banjar terhadap belanda dimulai pada saat Belanda mengangkat Tamjidillah sebaga Sultan Banjar yang menggantikan Sultan Adam yang wafat. Rakyat Banjar dan keluarga besar Kesultanan Banjar termasuk Pangeran Antasari, menuntut agar Pangeran Hidayatullah sebagai pewaris tahta yang sah Kesultanan Banjar yang harus duduk sebagai Sultan Banjar.

Sejak saat itulah Rakyat Banjar yang dipimpin oleh Pangeran Hidayatullah, Pangeran Antasari dan Demang Leman mengangkat senjata dan bahu membahu melawan Belanda yang terlalu banyak mencampuri urusan dalam negeri Kesultanan Banjar.

http://farm3.static.flickr.com/2690/4492383920_e1f45de64d.jpg
Pangeran Antasari berhasil menyerang dan menguasai kedudukan Belanda di Gunung Jabuk. Pangerang Antasari juga menyerang tambang batubara Belanda di Pangaron.Pejuang-pejuang Banjar juga berhasil menenggelamkan kapal Ontrust beserta pimpinannya Seperti Letnan Van der Velde dan letnan bangert. Peristiwa yang memalukan belanda ini terjadi atas siasat Pangeran Antasari dan Tumenggung Suropati.

Pada tahun 1860 Pangeran Hidayatullah berhasil ditangkap oleh Belanda dan dibuang ke CIanjur, Jawa Barat. Pangeran Antasari kemudian diberi tanggung jawab untuk mengendalikan perjuangan rakyat Banjar, dan ia digelari Panembahan Amiruddin Khalifatul Mu`min.

Sayangnya Pangeran Antasari wafat karena penyakit Cacar yang saat itu sedang mewabah , padahal Ia berencana menyiapkan serangan besar-besaran pada Belanda.
Atas jasa-jasanya, Ia diangkat sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional Oleh Pemerintah

Perang Banjar pecah saat Pangeran Antasari dengan 300 prajuritnya menyerang tambang batu bara milik Belanda di Pengaron tanggal 25 April 1859. Selanjutnya peperangan demi peperangan dipkomandoi Pangeran antasari di seluruh wilayah Kerajaan Banjar. Dengan dibantu para panglima dan pengikutnya yang setia, Pangeran Antasari menyerang pos-pos Belanda di Martapura, Hulu Sungai, Riam Kanan, Tanah Laut, Tabalong, sepanjang sungai Barito sampai ke Puruk Cahu.

Pertempuran yang berkecamuk makin sengit antara pasukan Khalifatul Mukminin dengan pasukan Belanda, berlangsung terus di berbagai medan. Pasukan Belanda yang ditopang oleh bala bantuan dari Batavia dan persenjataan modern, akhirnya berhasil mendesak terus pasukan Khalifah. Dan akhirnya Khalifah memindahkan pusat benteng pertahanannya di Muara Teweh.

Berkali-kali Belanda membujuk Pangeran Antasari untuk menyerah, namun beliau tetap pada pendirinnya. Ini tergambar pada suratnya yang ditujukan untuk Letnan Kolonel Gustave Verspijck di Banjarmasin tertanggal 20 Juli 1861.
...dengan tegas kami terangkan kepada tuan: Kami tidak setuju terhadap usul minta ampun dan kami berjuang terus menuntut hak pusaka (kemerdekaan)...
Dalam peperangan, belanda pernah menawarkan hadiah kepada siapa pun yang mampu menangkap dan membunuh Pangeran Antasari dengan imbalan 10.000 gulden. Namun sampai perang selesai tidak seorangpun mau menerima tawaran ini.[17] Orang-orang yang tidak mendapat pengampunan dari pemerintah Kolonial Hindia Belanda:[18]
1.     Antasari dengan anak-anaknya
2.     Demang Lehman
3.     Amin Oellah
4.     Soero Patty dengan anak-anaknya
5.     Kiai Djaya Lalana
6.     Goseti Kassan dengan anak-anaknya

 

Pangeran Antasari, Pahlawan Besar Nusantara

Kolonial Belanda memang licik, Sultan Hasanuddin, Raja Bone yang melawan, ditipu dengan perjanjian Bongaya, ia ditawan dan dibuang. Pangeran Diponegoro (Ontowiryo) juga ditipu dengan Perjanjian Linggarjati. Yang lain, Tuanku Imam Bonjol pun diperlakukan sama.
Para pejuang kebebasan dan kemerdekaan kainnya ; Raja Batak, Si Singamaraja, Teuku Umar, Pattimura (Thomas Matulessy), Wolter Monginsidi, yang tak mau berdamai dengan Kolonial Belanda, akibatnya adalah tewas.
Beberapa kerajaan di Nusantara yang melawan Kolonial Belanda, diserang dan kemudian dihapus, kecuali ada kerajaan di pulau Jawa yang hingga kini masih eksis.
Kerajaan Banjar di Kalimantan (Selatan), seorang keturunannya juga angkat senjata melawan Kolonial Belanda. Pangeran Antasari, keponakan Sultan Adam, Raja Banjar, dibantu rakyat Banjar melawan tentara penjajah. Perang Banjar yang hampir-hampir dilupakan dan tak dicatat dalam sejarah perjuangan di Nusantara ini, padahal dalam perang tersebut Kolonial Belanda mengalami kerugian besar dengan tenggelamnya sebuah kapal perang bernama “Onrust” di sungai Barito oleh pasukan Banjar.
Pangeran Antasari dengan gagah berani memimpin pasukan Banjar dengan semboyan “haram manyarah, waja sampai ka puting”, lebih rela wafat di hutan (Bayan Begok) digerogoti penyakit cacar ketimbang ditipu dengan perjanjian layaknya Sultan Hasanuddin dan Pangeran Diponegoro.
Setelah kemerdekaan, Pemerintah Orde Lama dan Orde Baru memperlakukan P. Antasari tak selayaknya para pejuang lainnya. Sejarah perjuangannya tak tercantum dalam buku PSPB, statusnya pun lama baru ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional.


















MENINGGAL DUNIA
250px-COLLECTIE_TROPENMUSEUM_Het_monument_in_Bandjermasin_dat_is_opgericht_ter_herdenking_van_de_tijdens_de_Bandjermasinse_Krijg_(1859-1863)_gesneuvelde_militairen_TMnr_60042550.jpgSetelah berjuang di tengah-tengah rakyat, Pangeran Antasari kemudian wafat di tengah-tengah pasukannya tanpa pernah menyerah, tertangkap, apalagi tertipu oleh bujuk rayu Belanda pada tanggal 11 Oktober 1862 di Tanah Kampung Bayan Begok, Sampirang, dalam usia lebih kurang 75 tahun. Menjelang wafatnya, beliau terkena sakit paru-paru dan cacar yang dideritanya setelah terjadinya pertempuran di bawah kaki Bukit Bagantung,Tundakan.[19] Perjuangannya dilanjutkan oleh puteranya yang bernama Muhammad Seman.[20]
Setelah terkubur selama lebih kurang 91 tahun di daerah hulu sungai Barito, atas keinginan rakyat Banjar dan persetujuan keluarga, pada tanggal 11 November 1958 dilakukan pengangkatan kerangka Pangeran Antasari. Yang masih utuh adalah tulang tengkorak, tempurung lutut dan beberapa helai rambut. Kemudian kerangka ini dimakamkan kembaliTaman Makam Perang Banjar, Kelurahan Surgi Mufti, Banjarmasin.
Pangeran Antasari telah dianugerahi gelar sebagai Pahlawan Nasional dan Kemerdekaan oleh pemerintah Republik Indonesia berdasarkan SK No. 06/TK/1968 di Jakarta, tertanggal 27 Maret 1968.[21] Nama Antasari diabadikan pada Korem 101/Antasari dan julukan untuk Kalimantan Selatan yaitu Bumi Antasari. Kemudian untuk lebih mengenalkan P. Antasari kepada masyarakat nasional, Pemerintah melalui Bank Indonesia (BI) telah mencetak dan mengabadikan nama dan gambar Pangeran Antasari dalam uang kertas nominal Rp 2.000


Sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda


1. Sistem peredaran darah tertutup dan peredaran darah ganda
Dalam keadaan normal darah ada didalam pembuluh darah, ujung arteri bersambung dengan kapiler darah dan kapiler darah bertemu dengan vena terkecil (venula) sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah walaupun terjadi pertukaran zat, hal ini disebut sistem peredaran darah tertutup.
Peredaran darah ganda pada manusia, terdiri peredaran darah kecil (jantung –paru-paru – kembali ke jantung) dan peredaran darah besar (jantung – seluruh tubuh dan kembali ke jantung). Peredaran ini melewati jantung sebanyak 2 kali.
5. Getah Bening 
Disamping darah sebagai alat transpor, juga terdapat cairan getah bening. Terbentuknya cairan ini karena darah keluar melalui dinding kapiler dan melalui ruang antarsel kemudian masuk ke pembuluh halus yang dinamakan pembuluh getah bening (limfe)
Penyakit pada Sistem Transportasi
1. Anemia
• Anemia sel sabit merupakan penyakit menurun tak bisa diobati
• Anemia perniosa, rendahnya jumlah eritrosit karena makan kurang vit B12
2. Talasemia
Sel darah merah abnormal,umur lebih pendek,diasesi dengan transfusi darah
3. Hemofili
Darah sulit/tidak bisa membeku
4. varises
Pelebaran pembuluh vena
5. Atherosklerosis
Penyumbatan pembuluh darah oleh lemak
6. Arteriosklerosis
Penyumpatan pembuluh darah oleh zat kapur
7. leukopeni

SIFAT – SIFAT ALLAH


SIFAT – SIFAT ALLAH

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Sifat-sifat Allah adalah sifat sempurna yang yang tidak terhingga bagi Allah. Sifat-sifat Allah wajib bagi setiap muslim mempercayai bahwa terdapat beberapa sifat kesempurnaan yang tidak terhingga bagi Allah. Maka, wajib juga dipercayai akan sifat Allah yang dua puluh dan perlu diketahui juga sifat yang mustahil bagi Allah. Sifat yang mustahil bagi Allah merupakan lawan kepada sifat wajib.
Sifat wajib terbagi empat bagian yaitu nafsiah, salbiah, ma'ani atau ma'nawiah.
Dalil
Berikut adalah beberapa terjemahan dalil yang terkandung di dalam Al-Qur'an dan Hadits tentang sifat-sifat Allah:
§  "Dan Tuhanmu adalah Tuhan Yang Maha Esa, tidak ada Tuhan melainkan Dia" - (Q.S. Al-Baqarah : 163)
§  Sesungguhnya Allah itu Amat Berkuasa atas segala sesuatu" - (Q.S Al-Baqarah: 20)
§  "Dan Dia Maha Mengetahui segala sesuatu" - (QS. Al-Baqarah : 29)
§  "Sesungguhnya keadaan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata kepadanya: "Jadilah!" maka terjadilah ia" - (QS. Yasin : 82)
§  "... Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia-lah yang Maha Mendengar dan Melihat" - (QS.Asy-Syura : 11)
§  "Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia Yang Hidup, yang berdiri sendiri... " - (QS. Al-Baqarah : 255)
§  "Dialah Yang Awal (tidak berpemulaan) dan Yang Akhir (tidak berkesudahan)... " - (QS. Al-Hadid : 3)










Sifat 20

Sifat Wajib
Tulisan Arab
Maksud
Sifat
Sifat Mustahil
Tulisan Arab
Maksud
Wujud
ﻭﺟﻮﺩ
Ada
Nafsiah
Adam
ﻋﺪﻡ
Tiada
Qidam
ﻗﺪﻡ
Sedia
Salbiah
Huduts
ﺣﺪﻭﺙ
Baru
Baqa
ﺑﻘﺎﺀ
Kekal
Salbiah
Fana
ﻓﻨﺎﺀ
Berubah-ubah (akan binasa)
Mukhalafatuhu lilhawadith
ﻣﺨﺎﻟﻔﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ
Tidak meyerupai sesuatu
Salbiah
Mumathalatuhu lilhawadith
ﻣﻤﺎﺛﻠﺘﻪ ﻟﻠﺤﻮﺍﺩﺙ
Menyerupai sesuatu
Qiyamuhu binafsih
ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻨﻔﺴﻪ
Berdiri-Nya dengan sendiri
Salbiah
Qiamuhu bighairih
ﻗﻴﺎﻣﻪ ﺑﻐﻴﺮﻩ
Berdiri-Nya dengan yang lain
Wahdaniyat
ﻭﺣﺪﺍﻧﻴﺔ
Esa (satu)
Salbiah
Ta'addud
ﺗﻌﺪﺩ
Lebih dari satu (berbilang)
Qudrat
ﻗﺪﺭﺓ
Kuasa
Ma'ani
Ajzun
ﻋﺟﺰ
Lemah
Iradat
ﺇﺭﺍﺩﺓ
Berkehendak (berkemauan)
Ma'ani
Karahah
ﻛﺮﺍﻫﻪ
Tidak berkemauan (terpaksa)
Ilmun
ﻋﻠﻢ
Mengetahui
Ma'ani
Jahlun
ﺟﻬﻞ
Bodoh
Hayat
ﺣﻴﺎﺓ
Hidup
Ma'ani
Al-Maut
ﺍﻟﻤﻮﺕ
Mati
Sam'un
ﺳﻤﻊ
Mendengar
Ma'ani
Sami
ﺍﻟﺻمم
Tuli
Basar
ﺑﺼﺮ
Melihat
Ma'ani
Al-Umyu
ﺍﻟﻌﻤﻲ
Buta
Kalam
ﻛﻼ ﻡ
Berbicara
Ma'ani
Al-Bukmu
ﺍﻟﺑﻜﻢ
Bisu
Kaunuhu qaadiran
ﻛﻮﻧﻪ ﻗﺎﺩﺭﺍ
Keadaan-Nya yang berkuasa
Ma'nawiyah
Kaunuhu ajizan
ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﺟﺰﺍ
Keadaan-Nya yang lemah
Kaunuhu muriidan
ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺮﻳﺪﺍ
Keadaan-Nya yang berkehendak menentukan
Ma'nawiyah
Kaunuhu mukrahan
ﻛﻮﻧﻪ مكرها
Keadaan-Nya yang tidak menentukan (terpaksa)
Kaunuhu 'aliman
ﻛﻮﻧﻪ ﻋﺎﻟﻤﺎ
Keadaan-Nya yang mengetahui
Ma'nawiyah
Kaunuhu jahilan
ﻛﻮﻧﻪ ﺟﺎﻫﻼ
Keadaan-Nya yang bodoh
Kaunuhu hayyan
ﻛﻮﻧﻪ ﺣﻴﺎ
Keadaan-Nya yang hidup
Ma'nawiyah
Kaunuhu mayitan
ﻛﻮﻧﻪ ﻣﻴﺘﺎ
Keadaan-Nya yang mati
Kaunuhu sami'an
ﻛﻮﻧﻪ ﺳﻤﻴﻌﺎ
Keadaan-Nya yang mendengar
Ma'nawiyah
Kaunuhu ashamma
ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺻﻢ
Keadaan-Nya yang tuli
Kaunuhu bashiiran
ﻛﻮﻧﻪ ﺑﺼﻴﺭﺍ
Keadaan-Nya yang melihat
Ma'nawiyah
Kaunuhu a'maa
ﻛﻮﻧﻪ ﺃﻋﻤﻰ
Keadaan-Nya yang buta
Kaunuhu mutakalliman
ﻛﻮﻧﻪ ﻣﺘﻜﻠﻤﺎ
Keadaan-Nya yang berbicara
Ma'nawiyah
Kaunuhu abkam
ﻛﻮﻧﻪ ﺃﺑﻜﻢ
Keadaan-Nya yang bisu

Sifat kesempurnaan

Dua puluh sifat yang tertera di atas yang wajib bagi Allah terkandung di dalam dua sifat kesempurnaan. Sifat tersebut adalah:
§  Istigna' ( ﺇﺳﺘﻐﻨﺎﺀ )
§  Kaya Allah daripada sekalian yang lain daripada-Nya yaitu tidak berkehendak ia kepada sesuatu. Maksudnya, Allah tidak menghendaki yang lain menjadikan-Nya dan tidak berkehendakkan tempat berdiri bagi zat-Nya. Contohnya, Allah tidak memerlukan dan tidak menghendaki malaikat untuk menciptakan Arasy.
§  Maka, Maha suci Tuhan daripada tujuan pada sekelian perbuatan dan hukum-hukumnya dan tidak wajib bagi-Nya membuat sesuatu datau meninggalkan sesuatu.
§  Sifatnya: wujud, qidam, baqa', mukhalafatuhu lilhawadith, qiamuhu binafsih, sama', basar, kalam, kaunuhu sami'an, kaunuhu basiran, kaunuhu mutakalliman.
§  Iftiqar ( ﺇﻓﺘﻘﺎﺭ )
§  Yang lain berkehendakkan sesuatu daripada Allah yaitu yang lain berkehendakkan daripada Allah untuk menjadikan dan menentukan mereka dengan perkara yang harus. Contohnya, manusia memohon kepada Allah melancarkan hidupnya.
§  Sifatnya: wahdaniat, qudrat, iradat, ilmu, hayat, kaunuhu qadiran, kaunuhu muridan, kaunuhu hayyan.








TUGAS
KLIPING
PAI






Disusun oleh :
ARIS MUNANDAR
KELAS VII D
SMPN CIPONGKOR 02
KABUPATEN BANDUNG BARAT